Thursday, March 28, 2013

Dibutuhkan, 66.000 Sarjana Ekonomi Syariah

Bandung, UPI--Ekonomi syariah yang semakin berkembang, memerlukan sumber daya manusia yang bekerja di bidang ini. Saat ini setidaknya dibutuhkan 66.000 tenaga perbankan syariah untuk melayani kebutuhan masyarakat. 

“Ini adalah peluang yang cukup besar. Diharapkan ekonomi syariah sudah masuk ke dalam kurikulum agar rencana pembukaan Prodi Ekonomi Syariah di UPI pada tahun 2015 mendatang bisa terealisasi,” kata Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Edi Suryadi, sebagaimana diwartakan HU Pikiran Rakyat Bandung, Kamis (5/1/2012). 

Edi berbicara dalam seminar nasional “Strategi Pengembangan Sumber Daya Insani Perbankan Syariah dalam Menciptakan Daya Saing di Era Globalisasi” yang di gelar FPEB UPI bekerja sama dengan Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Jawa Barat di Kampus UPI, Jln. Dr. Setiabudhi Bandung No. 229, Kamis (29/12/2011). 

Menurut Edi, saat ini FPEB UPI yang terdiri atas program pendidikan dan nonkependidikan telah melahirkan sarjana ekonomi dan sarjana pendidikan ekonomi yang dapat mengisi kebutuhan ekonomi syariah. Artinya, UPI bukan hanya menghasilkan sarjana pendidikan, melainkan juga menghasilkan sarjana nonkependidikan yang memiliki kualifikasi yang sama dengan sarjana ekonomi dari perguruan tinggi lain. 

“Kegiatan ini juga dalam rangka menggali tantangan dari standardisasi dan kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam perbankan ekonomi syariah agar lulusan yang dihasilkan perguruan tinggi semakin berkualitas sesuai dengan yang dibutuhkan,” ujarnya. 

Menurut Edi, perbankan syariah terus berkembang karena didasarkan pada literatur dan akademik, terutama dalam sistem ekonomi kapitalis yang tidak dapat menyikapi gap antara miskin dan kaya. “Syariah inilah keunikan dari FPEB sebagai competitive advantage dibandingkan perguruan tinggi lain,” katanya. 

Semakin Dibutuhkan 

Sementara itu,Ahmad Slamet Salmon, Ketua Asbisindo Jawa Barat, menuturkan pentingnya kerja sama antara UPI, Bank Indonesia serta Asbisindo untuk mempersiapkan sumber daya insan pada era globalisasi. Pembukaan prodi ekonomi syariah pun menjadi penting mengingat pada 2015 mendatang dibutuhkan sekitar 1.500 sumber daya insan yang berada di level menengah dan atas pada majemen. “ini agar level menengah dan atas pada manajemen ini tidak dikuasai warga asing Muslim,” katanya. 

Oleh karena itu, kata dia, sumber daya manusia harus segera dibangun mulai dari sekarang, tentunya hal itu dengan standar kompetensi yang dapat mendukung pembangunan ekonomi Indonesia yang berbasis syariah. “Bank syariah punya prinsip melayani secara transparan dan penuh etika. Sumber daya insan dengan prinsip inilah yang juga dibutuhkan,” ujarnya. 

Pemateri lain, Ahmad Rizal, menuturkan, pertumbuhan aset perbankan syariah di Jawa Barat mencapai 20 persen. Angka ini melebihi pertumbuhan aset perbankan konvensional. Menurut Ahmad, bank syariah bukan sebagai lembaga berorientasi keuntungan saja melainkan juga memiliki tanggung jawab spiritual. 

“Citra perbankan nasional yang negatif dapat dieliminasi dengan SDM yang profesional dan berakhlak sesuai syariah dan meraih kepercayaan dan mampu memberikan layanan yang baik. Ini adalah solusi dari adanya fenomena krisis kepercayaan terhadap kasus perbankan yang terjadi akhir-akhir ini. Adanya pedoman wajib bagi semua praktisi perbankan syariah, yaitu shiddiq, amanah, fathonah, serta tabligtentunya menjadi angin segar bagi perbankan di Indonesia,” katanya. (Deny/Foto: Dewi Turgarini) 

0 comments:

Post a Comment